Kisah ini adalah contoh nyata jika sebuah ajaran agama dilanggar dan dianggap remeh. Dalam islam mengajarkan agar seorang suami tidak menyatukan saudara laki-laki dalam satu rumah dengan istrinya, atau seorang istri satu rumah dengan adik perempuanya. Karena dengan alasan apapun, mengijinkan saudara sejenis kelaminnya tinggal dalam satu rumah dengan istri, ada banyak masalah yang bisa timbul di sana.
Ini cerita saya yang aku bawa sebagai oleh-oleh saat musim lebaran 1436H kali ini. Cerita tentang permasalahan saudara ipar itu memang lebih mudah terjadi. Dari masalah ekonomi, selingkuh sampai keluarga berantakan. Tulisan miring adalah kisah seorang sahabatku, tulisan warna hitam adalah ceritaku.
Awal dari semuanya karena istri sahbatku mengajak adik perempuannya tinggal satu rumah karena kondisi ekonominya yang belum cukup. Tetapi tak di sangka, justru masalah yang lebih besar terjadi dan lebih ruwet dari pada masalah ekonomi.
Kalau bisa cerita, Kondisi ekonomi keluarga adik iparku memang jauh di bawah dibandingkan dengan kondisiku. Adik ipar yang tinggal di kampung sebenarnya nggak kekurangan, hanya hidupnya yang secukupnya saja sebagai guru ngaji. Kerja hanya membuat dan berjualanan makanan hanya cukup untuk kebutuhan utama saja, sandang dan pangan saja.
Kedatangan keluarga adik ipar ke jakarta
Suatu hari, istriku mengajak adiknya dan suami adiknya untuk tinggal di rumah untuk liburan di jakarta. Itu juga salah satu kebiasaan keluarga kalau ada yang sudah sukses maka saudara-saudaranya di ajak ke jakarta untuk liburan ke tempat-tempat wisata terkenal seperti ancol, tmii, monas dan lainnya.
Tidak ada hal istimewa apapun yang ditunjukan oleh adik iparku atau adik perempuan istriku selama tinggal di rumah kami. Layaknya sebuah keluarga besar, kami tinggal 2 keluarga dalam satu rumah. Makan pagi dan makan malam hampir selalu bersama. Hari libur kami jalan-jalan ke beberapa lokasi wisata. Tentunya saya yang membiayai semua karena karena selain sebagai tuan rumah, ya juga kemampuan ekonomi.
Sebulan keluarga iparku tinggal di jakarta, mereka balik ke kampung lagi. Kami antarkan ke terminal bus dan yaa nggak ada hal-hal yang istimewa. Saya salaman dengan adik ipar dan suaminya secara formal dan suami adik iparpun mengucapkan terimakasih banyak atas jamuan di jakarta. Mereka pamit pulang dan semuanya baik-baik saja.
Adik ipar lebih memilih tinggal di jakarta bersama kami walau tanpa suaminya
Selang beberapa minggu adik ipar ngabarin kalau dia kepingin tinggal di jakarta saja bersama kami. Nggak ada yang aneh dengan berita itu karena yang namanya saudara ingin berkunjung ke rumah ya biasa saja dan sebagai wujud penghormatan ya aku sama istriku menjemputnya di terminal.
Yang agak aneh buatku adalah kedatangan adik ipar hanya sendirian, tanpa bareng suaminya. Dan setelah istriku tanyakan rupanya adik ipar lebih seneng tinggal di jakarta dari pada di kampung sendiri bareng suaminya. Alasannya mau coba cari kerjaan lain yang lebih di baik di jakarta karena kerjaan di kampung kurang memberi harapan masa depan.
Dan suaminya memilih untuk tetap di kampung karena walau kondisinya begitu sudah merasa cukup, tetapi adik iparku sepertinya masih merasa kurang dengan kondisi itu. Dan akupun nggak ambil pusing dengan kondisi itu, selama bisa membantu ya oke-oke saja.
Godaan adik ipar yang lebih cantik dari istri sendiri !
Karena merasa numpang tinggal di rumah saya, adik istriku juga ikut membantu pekerjaan rumah sama seperti istriku. Hampir tiap hari apa yang dikerjakan oleh istriku juga dikerjakan oleh adik ipar kecuali kegiatan dalam kamar saja. Mulai dari memasak, mberesin cucian, belanja sayur, momongin anak sampai bersih-bersih rumah. Istriku yang sayang banget sama adiknya merasa baik-baik saja dan malah seneng ada yang membantunya.
Hari berjalan rupanya sudah hampir sebulan lamanya. Sama seperti istriku, sambil mengurus kegiatan rumah, adik iparku juga aktif melamar kerja ke sana sini. Kalau istriku sekarang sudah nyambi kerja sebagai guru SD swasta. Walaupun secara ekonomi sudah cukup tapi kata istriku buat kesibukan saja daripada banyak nganggur di rumah.
Di sinilah hal lain mulai aku rasakan, rupanya adik ipar yang sering pergi melamar kerja ke sana sini mau nggak mau aku harus sadar bahwa dia lebih cantik dari istriku. Jika beberapa kesempatan dia pergi diantar oleh istriku, maka jika istriku sedang berhalangan maka aku yang diminta mengantar untuk misalnya mengajukan lamaran atau datang wawancara kerja. Dan di situlah adik iparku tampil dandan menariknya sebagai seorang wanita.
Kalau boleh dibilang tidak ada kecanggunga diantara kita bertiga. Karena merasa saudara dan merasa harus saling membantu ya aku seperti diantara dua wanita yang dekat seolah tanpa ada penghalang. Kadang aku merasa memiliki dua istri, hanya status aja yang berbeda. Pada kenyataannya aku mulai akrab dan biasa saja dengan adik ipar. Dan istriku tidak ada rasa cemburu atau apapun ketika misalnya aku dan adik ipar bercanda.
Siang itu ketika hanya aku dan adik iparku di rumah berdua !
Yah, dari sinilah hal yang tidak aku inginkan terjadi. Hari itu ketika semua sibuk dengan urusan masing-masing, pagi aku mengantar anak-anak pergi ke sekolah. Istriku pas berangkat mengajar, aku sedang masuk kerja siang karena nggak enak badan, adik iparku ada jadwal wawancara kerja di sebuah perusahaan.
Pagi itu adik iparku dandan rapi sekali, dan tumben pagi itu juga aku merasakan kalau adik iparku ternyata lebih cantik daripada istriku. Dan pagi itu aku sama istriku diminta untuk mengantarkannya ke perusahaan untuk wawancara kerja. Dalam hati walau lagi nggak enak badan aku iyain aja, toh itung-itung menolong saudara.
Dan baru kali ini aku cuma berdua dengan adik iparku dalam mobil. Adik iparku sepertinya biasa-biasa saja dengan kondisi itu, tapi akunya yang menjadi kikuk. Bahkan yang banyak mengawali pembiacaraan adalah dia.
Selama perjalanan dia banyak bercerita tentang kehidupannya dengan suaminya yang sekarang di kampung. Sebenarnya nggak ada masalah dengan kondisi ekonominya sekarang ini soalnya secara hidup di desa sudah bisa makan dan tinggal. Tetapi secara kebutuhan yang besar seperti untuk menabung, membeli ini dan itu agak susah karena pas-pasan sekali. Sampai dia memutuskan untuk mencari kerjaan sendiri di jakarta berbekal dia adalah lulusan S1 sama seperti istriku.
Tak ada yang aneh dalam perjalanan itu, tak ada hal yang macam-macam terjadi selain kekagumanku kalau adik ipar lebih cantik. Dan waktunya pulang, kami kembali ke rumah lagi. Rencanaku aku mau tidur siang istirahat karena badan semakin nggak enak saja. Soal wawancara kerjanya, adik ipar tinggal nunggu pengumuman saja, tampaknya dia optimis untuk diterima.
Sampai di rumah belum ada tanda-tanda istriku atau anak-anakku pulang. Ja, masih menunjukan pukul 10 pagi. Dan aku langsung bilang untuk istirahat ke kamar karena sedang nggak enak badan. Tahu seperti itu adik iparku kaget karena nggak bilang dari tadi pagi kalau aku sebenarnya nggak enak badan. Dia seperti merasa bersalah dan aku katakan kalau aku ngomong paginya bisa mempengaruhinya wawancara karena pasti nggak mau dianter, terus akan naik angkutan sendiri dan wawancara bisa telat.
Setan tak akan membiarkan laki-laki dan perempuan dalm satu rumah tanpa berbuat dosa !
Mendengar hal itu adik iparku jadi nggak enak hati katanya dan merasa bersalah, kemudian menawarkan untuk memijatku. Aku menolak karena pengin nyaman tidur di siang hari dan akupun langsung ke kamar.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, adik iparku atang membawa baby oil dan langsung menodongku untuk dipijat kakinya. Ya udah deh aku nurut saja karena juga sudah ngantuk sekali. Katanya dia sudah bilang sama istriku tentang kondisiku yang kayknya semakin meriang.
Setelah memijat kaki kemudian lengan dan telapak tanganku, bagiam antara jempol dan jari telunjuk yang kalau lagi sakit kepala itu dipencet dikit aja sakit banget. Kalau aku bilang sih nggak pandai mijit tapi ya sudahlah untuk menghargai dia.
Aku merasakan semakin nyaman dan terhanyut oleh pijatan adik iparku. Dan ketika sampai pada pijata kepalaku nggak tau dari mana datangnya nafsu itu tiba-tiba menguasai kami. Adik iparku pun tampak cantik sekali di hadapanku, aku yang sudah tak bisa berfikir jernih sepertinya disambut oleh adik iparku. Dan terjadilah kejadian yang seharusnya terlarang siapapun.
Setelah sadar apa yang terjadi aku hanya diam dan tak bisa berkata apa-apa, adik iparku pun sepertinya nggak tau harus ngomong apa, semuanya terjadi begitu saja dan kini yang aku rasakan adalah rasa berdosa dan bersalah. Merasa berdosa pada isttriku dan bersalah pada suami adik iparku. Semua sudah terjadi, sudah terlanjur. Hanya ada perasaan menyesal akan apa yang telah terjadi.
Adik ipar diterima kerja dan tetap tinggal dirumahku
Kabar bahwa adik ipar diterima kerja akhirnya melegakan kami semua, istriku bahkan sampai bikin surprise untuk adiknya. Dan hari-hari selanjutnya mulailah aktifitas sibuk masing-masing dengan rutinitas hariannya. Pagi jadwalku sebelum berangkat kerja adalah mengantar anak sekolah sekaligus nganterin istriku ke sekolahan untuk mengajar.
Selanjutnya aku berangkat kerja dan adik ipar kadang berangkat sendiri atau juga berangkat bareng-bareng tergantung jadwal kerjaku berangkatnya jam berapa. Hari-hari berikutnya adalah aku berusaha tidak pernah terjadi apa-apa dengan adik iparku.
2 minggu sejak adik iparku kerja dia berpamitan untuk memboyong keluarganya ke jakarta, dia berencana untuk ngontrak rumah sendiri, tetapi suaminya menunggu sebulan lagi untuk bisa nyusul ke jakarta karena ada urusan yang tak bisa ditangguhkan.
Adik ipar hamil, itu anak siapa ? Jadi tanda tanya semua orang !
Sudah berjalan 1,5 bulan sejak kejadian itu, suami adik iparku datang ke jakarta dan acara selanjutnya adalah membantu mereka untuk pindahan ke kontrakan yang letaknya nggak begitu jauh dari rumah.
Keluargaku kembali seperti dulu, hanya ada aku, istriku dan kedua anakku. Keadaan pun kembali seperti sediakala tanpa pernah tau ada kejadian yang tidak baik terjadi. Aku dan adik iparku selingkuh dan tak ada yang tau selain aku dan adik iparku.
Baru dua minggu adik ipar dan suaminya tinggal di kontrakan, kabar tak mengenakan terdengar oleh kami. Suami adik ipar marah-marah karena adik ipar hamil. Suaminya merasa sudah lama tak berhubungan badan tapi mengapa istrinya hamil sudah ada 2 bulan.
Itulah yang sekarang terjadi, semua orang bertanya-tanya koq bisa hamil sementara suaminya ada di kampung. Aku yang merasa tahu dalam hal ini hanya bisa merasa bersalah dalam hati. Merasa khawatir akan apa yang terjadi aku hanya bisa diam dan nurut sama apa yang dikatakan oleh istriku. Yang paling heran adalah istriku tentang kondisi adiknya.
Adik ipar cerai dengan suaminya, salah siapa ?
Rupanya kondisi itu tak bisa diterima oleh suami adik ipar dan memutuskan untuk menceraikanny. Tanpa banyak melawan, adik iparku hanya pasrah akn semua yang terjadi, karena sepertinya dia yang merasa bersalah sekali pada suaminya.
Dan hal yang aku pikirkan adalah dia tidak menceritakan hal sebenarnya kepada isttriku atau juga suaminya. Sepertinya dia tidak ingin masalah lain terjadi pada keluargaku. Aku jadi ssmakin merasa bersalah.
Adik ipar kini seorang janda, masalah lebih berat dari sekedar ekonomi yang awalnya dia ingin memcari solusinya sendiri dengan bekerja tanpa suaminya. Kembali lagi ke orang tuanya yang sudah tua, diceraikan oleh suaminya.
Sampai akhirnya adik iparku melahirkan seorang anak laki-laki tanpa ada suaminya. Kondisi ini membuatku semakin merasa bersalah tetapi apalah yang bisa aku lakukan kecuali sering menyemangati istri agar sering membantu adiknya di kampung dengan mengirim uang sekedarnya.
SELESAI…..
Hikmah peristiwa di atas !
Tulisan di ini adalah dari sudut pandang sahabatku yang sekarang sedang berduka atas kejadian memalukan yang dilakukan istrinya, selingkuh dengan kakak iparnya yang lebih kaya dan lebih mapan. Sahabatku hanya seorang guru ngaji yang kerjanya lebih banyak di jalan Allah dengan mengajar ngaji. Sementara untuk kerja mencari nafkah hanya berjualan makanan, secukupnya untuk kebutuhan utama, sandang, pangan agar jangan sampai kekurangan.
Judul tulisan di atas agak vulgar, tapi itulah yang terjadi pada seorang sahabat yang aku ikut mumet mikirin kejadian dan akibatnya. Tulisan ini adalah pelajaran berharga buatku yaitu tentang akibat tinggal satu rumah dengan saudara ipar yang sudah ada larangannya dalam agama.
Kesalahan yang harus dihindari dalam menjaga hubungan persaudaraan dengan saudara ipar.
Menyatukan saudara ipar dalam satu rumah, baik sementara atau malah dalam jangka panjang. Dalam kejadian di atas, istri sahabatku yang mengajak adik perempuannya tinggal di rumahnya bahkan membiarkannya berinteraksi bebas dengan suaminya.
Berdua dalam satu rumah antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dalam satu rumah. Kejadian satu rumah cuma berdua antara istri sabahatku dengan suami kakaknya dengan alasan apapun adalah salah. Setan akan senang sekali dengan kejadian seperti ini untuk membujuk terjadinya perselingkuhan.
Agama Islam dalam menjaga keutuhan rumah tangga terkait hubungan dengan sauada ipar
Agama Islam menganjurkan bahkan melarang agar jangan menyatukan rumah dengan saudara ipar. Menyatukan rumah di sini dalam arti misalnya tinggal satu rumah atau juga satu atap. Hal lainya yang juga terkait dengan saudara ipar misalnya bepergian bersama, boncengan bareng dan sejenisnya.
Potensi terjadinya selingkuh dengan adik ipar itu lebih besar dengan kondisi lainnya karena sudah ada kenal dan kedekatan sebelumnya. Sudah kenal sebelumnya, terlihatnya aurat lebih bebas serta godaan syaitan. Ya udah, tinggal terjadilah perselingkuhan itu dengan lebih mudah.
Melihat saudara ipar lebih cantik, melihat saudara ipar lebih berisi, melihat saudara ipar lebih pintar dandan. Semuanya dibandingkan dengan istrinya sendiri, di tambah dengan bujuk rayu setan.
Jadi terhadap saudara ipar, perlakukanlah mereka dengan lebih beradab sesuai tuntunan agama. Hindari tinggal satu rumah, perlakukan mereka itu bukan mahram seperti jangan buka aurat di depan mereka.
(ahsanfile)